Recent twitter entries...

W E T O N


Ketika perbedaan sudah tidak dipermasalahkan. Ketika kekurangan sudah bisa di terima. Bentuk kasih sayang yang seutuhnya, dipertaruhkan selama masa kurun waktu percintaan. Terjalin begitu kuat di dadanya, untaian benang cinta yang membelit di hatinya. Sudah tidak dirasakannya perih yang pernah diderita. Tak di gubris lubang hati yang menganga semenjak cinta itu kembali padanya.Terasa indah hari-hari yang dilewatinya.

Percintaan jarak jauh yang sangat ia dambakan akan berakhir di pelaminan. Di laluinya hari demi hari dengan senyum mengembang dibibirnya. Seakan hari indah itu di pelupuk mata.

Sebelas tahun dalam perbedaan, penantian, kesetiaan. Drama melankolis telah diperankan. Kisah tragis pun mewarnai perjalanan cintanya. Sungguh kesetiaan yang patut di puji. Tidak ada nama lain dihatinya, hanya dia seorang.

Pada akhirnya jalinan cinta itu bersemi kembali setelah tragedi memilukan menghalangi mereka. Namun tautan hati tak dipungkiri. Kisah itu terjalin kembali..hingga kini. Kurang dari tiga tahun lamanya, semua berubah. Tak ada lagi pertaruhan yang dipertahankan,...

Sayang sekali. Kisah cinta itu sirna seketika. Kata-kata yang keluar dari sang Arjuna sungguh menusuk pilu hatinya. Mencabik-cabik cinta yang tlah di tenun, koyak kini. Derai air mata membasahi pipi sang Gadis. Tak terima keputusannya. Terucap kata maaf. Semuanya.... sirna.

Weton! Hanya karena kata itu percintaan yang indah, kalah.

“Aku tidak mungkin menikahi kamu..” pernyataan dari sang Arjuna.
“Kenapa?” tanya sang Gadis.
“Weton kita sama, tidak mungkin akan baik untuk kedepannya” sang Arjuna menjawab.
“What?” sang Gadis membeliakkan matanya, menatap sang Arjuna tidak percaya. “Hari gini masih percaya weton?”
“Ini demi kebaikan, .. lagi sang Arjuna menambahkan.
“Tidak masuk akal,..kenapa kamu percaya hal seperti itu..?? itu hanya mitos, jangan percaya!” sang Gadis terus membantah.
“Sudahlah, aku sudah memutuskan ini jauh-jauh hari, memang menyakitkan tapi semua untuk kebaikan” sang Arjuna terus meyakinkan alasannya.

Perdebatan sengit tak terelakkan, meledak-ledak seiring isak tangis. Air mata tak terbendung lagi mengalir deras dipipi sang Gadis. Tak ada kata-kata yang keluar lagi,..meski ingin ia mengucapakannya,..lidahnya kelu.

Sesaat kemudian sang Arjuna berkata “Maafkan aku yang telah menghancurkan asa mu, masa depanmu”

Sang Gadis hanya terdiam. Menatap kosong ke depan. Harapan yang bermain indah dalam benaknya, mengisi hari-harinya, kini sirna. Matanya terpejam.

Perlahan-lahan matanya terbuka, hanya putih yang tampak. Sadar ia mendapati dirinya berada di sebuah ruangan yang sangat ia kenal. Ya, itu kamar sang Gadis. Menerawang kembali ia pada peristiwa yang baru terjadi. Tak terasa pipinya tlah basah,..tak kuasa membendung air mata yang kembali mengalir. Hanya terdengar suara berbisik dari sang Gadis. “Selamat berpisah sayang, semoga kamu menemukan hati yang kau cari yang kelak kan membahagiakan mu selamanya”

Masih terus bergumul dalam pikiran sang Gadis, sungguh cinta yang konyol, berakhir hanya karena perbedaan pandangan yang sepele. Hatinya terus merasakan luka yang semakin lebar, membentuk lubang besar kembali seperti yang pernah dirasa.

Tidak percaya kenyataan yang terjadi, membuatnya masih merenung, kembali, masa indah itu. Ahh... kau ternyata tidak mampu mendobrak ke-kuno-an itu. Kau tak berjuang meraih cintamu. Kau sungguh rapuh mengikuti adat itu. Tak terpikirkah olehmu akan kuasa Tuhan?

Tidak ada yang tidak mungkin bagi-Nya. Mengapa kau pilih jalan itu? Seharusnya kau berjuang mematahkan teori itu, bukan memihaknya.

Sang Gadis pun lelah dalam pertikaian batinnya.



Comments (2)

hi...mba Ina.....blognya keren n indah... :-)

thanks Yupi,.. ini baru belajar..

Post a Comment