Recent twitter entries...

P A H L A W A N


Hari ini tanggal 10 November merupakan Hari Pahlawan bagi bangsa Indonesia. Apa yang terlintas dalam benak Anda ketika mendengar kata pahlawan? Pahlawan, berasal dari kata phala-wan – dalam bahasa Sansekerta yang berarti orang yang dari dirinya menghasilkan buah (phala) yang berkualitas bagi bangsa, negara, dan agama.

Kata pahlawan sering diasosiasikan dengan berjuang dalam peperangan. Padahal banyak pahlawan-pahlawan lain di negeri kita. Saat kita masih di bangku sekolah dasar, kita seringkali menggambarkan sosok pahlawan sebagai pejuang bangsa, yang membela dan mempertahankan bangsa kita dari penjajah kolonial Belanda dan Jepang, seperti Pangeran Diponegoro, Tuanku Imam Bonjol, Cut Nyak Dien, Pattimura, R.A. Kartini, Budi Oetomo, Ki Hajar Dewantara dan yang lainnya. Bahkan tokoh komik pun banyak yang dinobatkan sebagai pahlawan, seperti Superman, Spiderman, Robin Hood, Hulk, yang bagi anak kecil sangat menginspiratif pemikirannya. Dengan kekuatan yang dimilikinya, mereka rela berkorban dan menghadapi musuh-musuhnya menegakkan kebenaran.

Perjuangan warga negara Indonesia tidak hanya untuk berperang, namun membela kepentingan bangsa dan mengharumkan nama bangsa di kancah internasional pun dapat dikatakan sebagai pahlawan. Mereka para olahragawan, ilmuwan bahkan penyanyi merupakan pahlawan bagi bangsa kita. Dengan segala kemampuan, ketrampilan yang mereka miliki, mengharumkan dan mengibarkan bendera merah putih di dunia internasional, sungguh perbuatan mulia.

Pahlawan yang tidak akan pernah dilupakan bagi setiap warga Indonesia. Proklamator Repuplik Indonesia “Sukarno-Hatta”, tanpa jasa-jasa mereka mungkin kita masih mengisi hari-hari kita dengan mengangkat senjata dan berjuang melawan penjajah. Hal lainnya yang tidak akan terlupakan, kita semua mengenyam pendidikan dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi, tentu saja atas bantuan guru kita, mereka mendarmabaktikan untuk kemajuan bangsa. Kita sering menyebutnya “Pahlawan Tanpa Tanda Jasa.”

Selanjutnya, makna pahlawan mengalami perluasan arti. Semua orang yang mengorbankan dirinya, dengan sepenuh hati demi kebaikan orang lain bisa disebut juga pahlawan, tidak semata-mata untuk kepentingan bangsa, negara dan agama serta bersimbah darah. Orang tua, mereka adalah pahlawan bagi setiap anak-anaknya. Dengan ketulusan hatinya, tetesan keringat dan lelah tiada henti membesarkan anak-anaknya. Tentu saja kita ambil contoh orang tua yang bertanggung jawab.

Kemudian Mario Teguh mempersempit makna pahlawan, yakni dengan menjadi pahlawan bagi diri sendiri, yang diwujudkan dengan mensahabatkan diri pada tindakan kebaikan. Seorang pelajar yang giat belajar saja sudah dapat disebut sebagai pahlawan karena dia telah berkorban waktu, keluar dari zona kenyamanan dia untuk bersantai-santai dan bermain ke zona ketidaknyamanan dengan memeras otak mempelajari setiap pelajaran. Seorang pegawai pun disebut pahlawan manakala memerangi diri sendiri dengan tidak berbuat curang, korupsi, menerima suap, menjatuhkan teman dan hal negatif lainnya.

Dengan demikian untuk menjadi pahlawan itu tidak harus mengangkat senjata dan bercucuran darah. Berbekal iman, taqwa, ketulusan, ilmu pengetahuan, kreatifitas, tekad dan semangat pun kita bisa menjadi pahlawan. Minimal buat diri sendiri.

Siapa mau jadi pahlawan selanjutnya..??

Comments (0)

Post a Comment