Recent twitter entries...

Suaka Margasatwa Muara Angke

0
Photobucket

Suaka Margasatwa Muara Angke (SMMA) adalah sebuah kawasan konservasi di wilayah hutan bakau (mangrove) di pesisir utara Jakarta. Secara administratif, kawasan ini termasuk wilayah Kelurahan Kapuk Muara, Kecamatan Penjaringan, Kotamadya Jakarta Utara. Kawasan yang berdampingan dengan Perumahan Pantai Indah Kapuk ini, hanya dibatasi Kali Angke dengan permukiman nelayan Muara Angke. Pada sisi utara SMMA, terdapat hutan lindung Angke-Kapuk yang berada di dalam wewenang Dinas Kehutanan DKI Jakarta. Berdasarkan SK Menteri Kehutanan dan Perkebunan No 097/Kpts-II/1998 ditetapkan sebagai Suaka Margasatwa Muara Angke dengan total luas 25,02 ha. ( Wikipedia ).

Kawasan SMMA mempunyai kurang lebih 31 jenis tumbuhan, 91 jenis burung, kelompok monyet kra dan berbagai spesies reptilia menjadi sangat penting untuk kelangsungan Kota Jakarta. Mengapa penting untuk kelangsungan Kota Jakarta?

Photobucket

Disadari atau tidak SMMA menjaga garis pantai agar tetap stabil, melindungi pantai dan tebing sungai , mencegah terjadinya erosi laut serta sebagai perangkap zat-zat pencemar dan limbah untuk wilayah Kota Jakarta. Hutan mangrove membantu kualitas air Kota Jakarta. Air yang masuk hutan mangrove melalui Kali Angke sebagian besar sudah terkontaminasi dan mengandung merkuri (Hg). Begitu masuk hutan mangrove air tersebut tersaring dan kadar merkuri (Hg) berkurang hingga 30%. Betapa hutan mangrove ini sangat berguna untuk kelangsungan hidup Kota Jakarta.

Vegatasi mangrove, seperti Rhizopora mucronata dapat menyerap 300 ppm Mn, 20 ppm Zn, 15 ppm Cu ( Darmiyati et all, 1995 ) serta daun Avicena marina terdapat akumulasi Pb = 15 ppm, Cd = 0,5 ppm, Ni = 2,4 ppm ( Saepulloh, 1995 ).

Pohon-pohon mangrove itu di antaranya adalah jenis-jenis bakau (Rhizophora mucronata, R. apiculata), api-api (Avicennia spp.), pidada (Sonneratia caseolaris), dan kayu buta-buta (Excoecaria agallocha). Beberapa jenis tumbuhan asosiasi bakau juga dapat ditemukan di kawasan ini seperti ketapang (Terminalia catappa) dan nipah (Nypa fruticans) – ( Wikipedia ). Pohon pidada yang ditanam di SMMA ini sudah ada sejak jaman Hindia Belanda. Umurnya mencapai ratusan tahun.


Photobucket

Selain jenis-jenis di atas, terdapat pula beberapa jenis pohon yang ditanam untuk reboisasi. Misalnya asam Jawa (Tamarindus indica), bintaro (Cerbera manghas), kormis (Acacia auriculiformis), nyamplung (Calophyllum inophyllum), tanjang (Bruguiera gymnorrhiza), dan waru laut (Hibiscus tiliaceus) – ( Wikipedia ).

Namun selain vegetasi asli hutan mangrove, ada beberapa tempat yang telah beralih fungsi akibat tingginya tingkat kerusakan hutan. Sebagian rawa yang terbuka ditumbuhi oleh rumput-rumputan, gelagah (Saccharum spontaneum) dan eceng gondok (Eichchornia crassipes).

Banyaknya eceng gondok yang bertebaran di rawa disebabkan limbah fosfat (PO3-) yang sangat berlebihan. Akibatnya, kualitas air di ekosistem air menjadi sangat menurun. Rendahnya konsentrasi oksigen terlarut, bahkan sampai batas nol, menyebabkan makhluk hidup air seperti ikan dan spesies lainnya tidak bisa tumbuh dengan baik sehingga akhirnya mati.

Hilangnya ikan dan hewan lainnya dalam mata rantai ekosistem air menyebabkan terganggunya keseimbangan ekosistem air. Maka tidak mengherankan jika semakin sedikit spesies burung di SMMA. Burung tersebut bermigrasi mencari tempat yang sesuai dengan habitat dan mata rantai yang tersedia.


Photobucket


Adanya eceng gondok yang semakin meluas penyebarannya di SMMA akibat dari air sungai Kali Angke yang membawa banyak fosfat. Eceng gondok ini menjadi indikasi saat air laut menginterupsi ke hutan mangrove. Eceng gondok pun akan mengalami perubahan warna daun seperti terbakar. Seperti terlihat pada gambar di bawah ini :


Photobucket





Wisata Jelajah ke Kota Taman Tertua di Jakarta

0

Haloo...

Kali ini saya mau cerita perjalanan bersama teman-teman dan Komunitas Historia Indonesia ( KHI ) Jelajah Kota Taman Tertua di Jakarta. Kemana saja..??

Mari saya kasih unjuk dimana kota taman tertua di Jakarta.

Pagi tanggal 28 November 2010 saya dan Komunitas Historia Indonesia ngumpul di Museum Joang ’45 di Jalan Raya Menteng 31, Jakarta Pusat. Gedung Joang ’45 adalah satu titik awal gerakan kaum pemuda yang akhirnya memaksa Soekarno dan Hatta memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. “Pemuda” identik dengan perjuangan kaum militan, tanpa harta apalagi ambisi pribadi dan hanya satu tujuan, hidup bermartabat atau paling tidak mati sebagai manusia merdeka.

Di Gedung Joang ’45 kita dapat menggali sejarah Indonesia beserta detail-detailnya. Koleksi Museum Joang ’45 diantaranya :
- foto-foto, poster, lukisan, minirama, patung tokoh, maket dan film perjuangan,
- memorabilia peninggalan para pejuang, berupa tanda jasa, perlengkapan perang, senjata dan mesin jahit serta celana panjang yang diyakini pernah dipakai Bung Karno saat membacakan teks proklamasi.
- Seragam pejuang dan pataka (bendera kesatuan)
- Mobil REP 1 dan REP 2 yang pernah digunakan sebagai mobil dinas Presiden dan Wakil Presiden Pertama.

Photobucket

Mesin jahit ini merupakan salah satu barang Ibu Aisah Husen (Anggota Laskar Putri) yang dibawa berkeliling selama pertempuran di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Mesin jahit ini digunakan untuk memperbaiki baju para pejuang yang sobek dan juga untuk membuat baju selama perang berlangsung karena saat itu sulit sekali memperoleh baju yang baik, benang yang digunakan dari serat pelepah pisang (debog : bahasa jawa) yang dikeringkan.

Photobucket
Radio Merek Philip Tahun 1950

Photobucket
Minirama

Setelah mengitari seluruh ruangan di Museum Joang ’45, saya dan KHI melanjutkan jelajah perjalanan menuju Masjid Cut Meutia. Letaknya tidak jauh dari Museum Joang ’45 di Jalan Cut Meutia.. Masjid ini dulunya adalah Gedung Administrasi Pemerintahan Belanda. Bangunannya pun masih tampak kokoh dan khas arsitektur Belanda.
Sayangnya saya tidak masuk ke dalam masjid. Biasalahh...namanya wanita lagi ada tamu...hehe..

Photobucket
Masjid Cut Meutia

Kemudian perjalanan dilanjutkan ke Gedung Imigrasi saat jaman penjajahan Belanda. Letaknya di Jalan Teuku Umar, sekarang akan di bangun Budha Bar yang sedang bermasalah dengan perijinannya. Kami hanya dapat penjelasan di luar gedung karena dilarang masuk,,huhuhu,,,sedih juga yaa

Photobucket
Gedung Imigrasi Pemerintahan Belanda

Selanjutnya kami menuju Museum A.H Nasution. Disana kami dijelaskan kronologi saat terjadi tragedi G 30 S/PKI. Dari pertama masuk kami melihat ruang kerja Bapak A.H. Nasution yang terdapat banyak sekali buku karangan beliau, sekitar 1000 judul buku. Kemudian ke seluruh ruangan dimana beberapa ruangan menggambarkan kejadian saat terjadinya pemberontakan G 30 S/PKI. Saat Ade Irma Suryani dipangkuan ibunya terjadi diruang makan, sedangkan Pak Nasution melarikan diri lewat belakang yang kebetulan bersebelahan dengan rumah kedutaan Iraq.

Photobucket
Ruang Kerja A.H. Nasution

Photobucket
Situasi yang menggambarkan saat pemberontak PKI di ruang makan A.H. Nasution

Kami lanjutkan ke rumah Adolf Heuken atau biasa dipanggil Romo. Beliau adalah seorang berkebangsaan Jerman yang banyak menulis sejarah Indonesia. Kami diberi kesempatan tanya jawab dan minta tanda tangan serta berfoto ria. Benyak sekali buku yang telah ditulis beliau. Sampai saat ini beliau masih menempati rumah tersebut di Jalan Prof. Moch. Yamin 37 dekat Taman Menteng.

Photobucket
Romo Adolf Heuken dan saya serta Irma

Kemudian kami jelajahi Taman Menteng dan berakhir di Taman Suropati. Taman Suropati tempatnya adem dan teduh, disana banyak orang menimba ilmu seni musik secara gratis. Ada yang bawa biola dan gitar untuk saling share ilmunya. Sayang kami tidak bisa berlama-lama meneruskan perjalanan selanjutnya karena ada acara di tempat lain.

Oke,..semoga artikel ini bermanfaat untuk teman-teman mengenal sejarah Indonesia. See you







Puisi Doaku tuk Bumi Pertiwi

0
Tuhan,
atas kuasaMu semua terjadi
senang
sedih
silih berganti

Tuhan,
duka bencana
merundung bumi pertiwi
Wasior
Mentawai
Merapi

Tuhan,
disaat hari kurban ini
sanggupkah mereka merasa
secercah harapan tuk kehidupan
yang lebih baik?


Tuhan,
rangkullah mereka kembali
tuk jalani hidup
pada jalanMu

Bahwa
kesulitan akan usai
sungguh Kau tlah katakan
Bahwa
sesudah kesulitan ada kemudahan

Tuhan,
perbaikilah alam ini
menjadi indah kembali
dalam harmonisasi kehidupan
alam sekitarnya

Amin Yaa Robbal 'Alamin


Udhiyah ( Kurban )

0


Udhiyah adalah penyembelihan hewan ternak dalam ibadah kurban. Tujuannya semata-mata untuk mendekatkan diri/mencari ridha Allah Swt. Waktu berkurban tujuannya semata-mata mendekatkan diri/mencari ridha Allah Swt. Waktu berkurban pada Hari Raya Haji. Hukumnya sebagian ulama berpendapat wajib dan sebagian berpendapat sunat muakad (dianjurkan ).

Yang berpendapat wajib bersandar pada :
- Ayat 2 dari Surat Al Kautsar : “ Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkurbanlah”
- Hadist Nabi dari Abu Hurairah : telah berkata Rasulullah Saw “ Barang siapa yang mempunyai kemampuan tetapi ia tidak berkurban, maka janganlah ia menghampiri tempat kami.” ( HR. Ahmad dan Ibnu Majah )

Yang berpendapat sunat bersandar kepada dua hadis Nabi :
- Berkata Nabi Saw. “ Saya disuruh menyembelih kurban dan kurban itu sunat bagi kamu. “ (HR. Tirmidzi )
- Diwajibkan kepadaku berkurban dan tidak wajib atas kamu ( HR. Daruquthni )



ADELE - 'Chasing Pavements'

0


I've made up my mind
Dont need to think it over
If I'm wrong I am right
Don't need to look no further
This ain't lust I know this is love

But if I tell the world
I'll never say enough
Cos it was not said to you
And thats exactly what I need to do
If I end up with you

Should I give up
Or should I just keep chasing pavements
Even if it leads no where,
Or would it be a waste
Even if I knew my place should I leave it there.
Should I give up
Or should I just keep chasing pavements
Even if it leads nowhere


I build myself up
And fly around in circles
Waiting as my heart drops
And my back begins to tingle
Finally could this be it

Or should I give up
Or should I just keep chasing pavements
Even if it leads nowhere,
Or would it be a waste
Even if I knew my place should I leave it there.
Should I give up
Or should I just keep chasing pavements
Even if it leads nowhere

Should I give up
Or should I just keep chasing pavements
Even if it leads nowhere,
Or would it be a waste
Even if I knew my place
Should I leave it there

Sould I give up
Or should I just keep chasing pavements
Even if it leads nowhere

Should I give up
Or should I just keep chasing pavements
Even if it leads nowhere
Or would it be a waste
Even if I knew my place
Should I leave it there

Should I give up
Or should I just keep on chasing pavements
Should I just keep on chasing pavements

Should I give up
Or should I just keep on chasing pavements
Even if it leads nowhere
Or would it be a waste
Even if I knew my place
Should I leave it there

Should I give up
Or should I just keep on chasing pavements
Even if it leads nowhere


Selamat Hari Raya Idul Fitri 1431 H

0


"Taqoballallohu Kullu Minna Waminkum Siyamanaa Wa Siyamakum Kullu Amin Wa Antum Bi Khoirin Minal Aidin Wal Faidzin, Mohon Maaf Lahir dan Batin"

Berlibur ke Pulau Tidung

0
Pada 17 Juli 2010 kemarin saya dan teman-teman ikut wisata ke Pulau Tidung. Pulau Tidung merupakan salah satu pulau di Kepulauan Seribu. Letaknya di ujung sebelah barat. Pulau Tidung terdiri dari dua pulau; Tidung Besar dan Tidung Kecil.

Saya berangkat dari Muara Angke jam 07.00 WIB, perjalanan yang ditempuh dalam waktu kurang lebih 3 jam 30 menit saya habiskan dengan tidur,..heheeee.. maklum bangun pagi-pagi banget abis shubuh langsung ke Muara Angke. Jangan lupa bagi yang ga tahan ma ombak siapkan obat anti mabuk yaa..

Selama di Pulau Tidung saya sempatkan foto-foto pemandangan, ga lupa foto narsis juga :D. Pantai dengan pasir putihnya sungguh memikat. Disana ada jasa sewa sepeda sehingga memudahkan kita untuk menjelajah ke seluruh pulau.

Pulau Tidung Besar dan Tidung Kecil letaknya bersebelahan, untuk mencapai Pulau Tidung Kecil kita harus menyeberang jembatan yang menghubungkan Tidung Besar dengan tidung Kecil, namanya Jembatan Cinta. Owhhh,..owh..sounds so romantic. Tidak salah dinamakan Jembatan Cinta karena memang sungguh tempat yang romantis dengan pemandangan yang memukau. Laut di bawah jembatan sungguh jernih karena dangkal,..gradasi warna laut juga indah.

Sayang kami hanya satu malam,..terasa belum puas menyusuri tepian pantainya.

Gambar berikut hasil hunting saya di Pulau Tidung,..bagus-bagus kan pemandangannya,..?? :=)

Photobucket


Photobucket


Photobucket

Photobucket


Photobucket


Photobucket


Photobucket


Photobucket


Photobucket








The Short Second Life of Bree Tanner

0


The Short Second Life of Bree Tanner adalah bagian dari novel Eclipse. Masih ingat saat Keluarga Cullen mendapat serangan dari para vampire yang berasal dari Seatlle? Nah, Bree Tanner adalah salah satu vampire tersebut.

Dikisahkan Bree Tanner adalah vampire newborn di Kota Seattle. Dia tidak sendiri, masih banyak vampire-vampire baru bermunculan. Kenapa di Seattle bermunculan vampire baru? Ternyata itu adalah ide Victoria. Ya, vampire yang ingin balas dendam terhadap Bella. Dia berusaha membentuk pasukan untuk membalaskan dendamnya terhadap Bella.

Riley ditunjuk dia untuk membentuk pasukan tersebut. Riley menjanjikan kehidupan yang lebih baik. Maka terciptalah vampire Bree, Diego, Fred, Kristie, Steven dan yang lainnya hingga kurang lebih 20 vampire.

Antara Bree dan Diego akhirnya terjalin perasaan yang lebih dalam. Mereka sempat meragukan motivasi Riley membentuk pasukan. Diego memberikan fakta tentang vampire yang sebenarnya dan Bree merasa Diego melindunginya. Namun mereka akhirnya terpisah.

Riley menjanjikan Bella sebagai dessert bagi mereka. Bau Bella sangat menggairahkan. Siapa cepat dia dapat. Dengan menggunakan tas dan baju Bella, vampire-vampire muda tersebut mencium bau tas dan baju Bella untuk mengenali baunya. Bree masih tanda tanya dengan motif Riley. Fred pun demikian, melihat ada yang tidak beres dengan Riley. Maka ia memilih melarikan diri ke Kanada dan berpesan kepada Bree, suatu saat nanti akan bertemu di sana.

Akhirnya Riley berhasil meyakinkan Bree untuk ikut dengan pasukan tersebut setelah menceritakan Diego juga ada bersamanya. Bree pun ikut. Berlari menyusul pasukan Riley tapi apa yang didapatinya?

Dia mendapati satu kelomok vampire dengan asap-asap yang mengepul. Ah, ternyata teman-temannya sudah bertempur dan kalah, dan akhirnya dibakar. Dia pun berpikir Diego sudah tiada. Bree merasa dijebak Riley. Akhirnya Bree menyerah.

Carlislie memberikan pilihan kepada Bree untuk bergabung dengan kelompoknya, tapi di tentang Jasper. Sempat terjadi argumen antar Carlislie dan Jasper. Sesaat kemudia Alice mengatakan akan ada yang datang. Dan ternyata Keluarga Volturi.

Bagi Keluarga Volturi, siapa yang melanggar peraturan vampire maka harus menerima konsekuensinya. Bree pun tidak punya pilihan lain. Ternyata di dunia vampire pun ada peraturannya. Sempat terlintas dalam benak Bree tentang Fred yang lari ke Kanada, semoga dia tahu akan dunia vampire sesungguhnya. Jane memberikan perintah kepada Philip untuk menjalankan eksekusi terhadap Bree. Dan akhirnya Bree menutup mata!

Cerita lengkapnya dapat dibaca di www.breetanner.com
online dari 7 Juni - 7 Juli 2010. Hanya dapat dibaca tidak dapat di print maupun download.


Tanaman Ber-gaung

0
Saat saya hunting foto di Taman Menteng Jakarta Pusat, eh saya menemukan keanehan dari satu tanaman. Jika kita mengeluarkan bunyi (seperti berbicara) di atas tanaman ini, maka kita akan mendengar gaung dari suara kita sendiri pada posisi tertentu. Saya ga’ percaya, tapi saya juga lakukan untuk tanaman yang sama di tempat lain. Dan ternyata hasilnya sama, gaung itu tetap ada.

Ada yang tau ga’ tanaman apa itu, nih dia gambarnya :




One Nite @D'Cost Kemang

0
Ini adalah foto kenang-kenangan bersama teman-teman 'Annisa House'.

Sebenarnya terkait dengan ultahku,..hehe,.. yang dibarengin 'ma temenku, namanya Kiky.
Kita patungan gitu deeehhhh,...

----- ini kue dari temen-temen, thanks yaaa -----

Photobucket

----- nah, klo yang ini actions selanjutnya,..seseruan gitu daahh -----


Photobucket

Photobucket

Photobucket

Photobucket








Taman Anggrek Ragunan

0
Bagi pecinta anggrek, Taman Anggrek Ragunan ( TAR ) sudah tak asing lagi. Taman yang terletak tidak jauh dari Kebun Binatang Ragunan ini menyediakan berbagai macam spesies anggrek. Letaknya sebelah timur pintu utara Kebun Binatang Ragunan. Jika anda sering jogging di stadion Ragunan, anda akan melewatinya. Persisnya sebelah kiri jalan.

Di sana anda dapat melihat hamparan bunga anggrek dan dapat membelinya. Harganya cukup terjangkau. Selain dijual eceran juga menerima pesanan bunga potong. Wahhh... bunganya cantik-cantik..berwarna-warni

Saya dan teman saya diperbolehkan melihat-lihat dan mengambil gambarnya. Waahh, baik banget yaa pemiliknya. Beberapa dari bunga anggrek itu sempat saya foto. Kebetulan saat saya ambil gambarnya baru saja disiram air,..sooo the flowers look so wet...wet..wet...

Bahkan temen saya pun sempet foto narsis di antara bunga anggrek,..saya juga seehh

Nah,.. ini foto-foto bunga anggrek yang saya ambil,..tapii saya ga hafal dengan namanya.. Gapapa kaaaannn...?? hehehee..


Photobucket
Ungu yang berjejer


Photobucket


Photobucket


Photobucket


Photobucket


Photobucket


Photobucket


Photobucket

Indah-indah kaaann bunganya.. Saya pun berangan untuk menanam anggrek kelak kalau punya rumah sendiri..hihihi..masih rumah sewa seh sekarang..

Hhhmm... udah dulu yaa temans, next time ketemu lagi dehh di blog ini dengan cerita yang lebih menarik...

Yuhuuu... sayonara..



Menyusuri Petak Sembilan di Tahun Baru Imlek 2561

0
14 Februari 2010.

Tanggal ini merupakan tanggal merah dalam hitungan kalender nasional, selain karena jatuh di Hari Minggu juga merupakan Hari Tahun Baru umat China. Segenap umat China di Indonesia merayakan Tahun Baru Imlek yang kebetulan bertepatan dengan hari kasih sayang sedunia “Valentine’s Day.” Hari yang benar-benar merah.

Saya bersama teman pergi ke Petak Sembilan. Satu kawasan pecinan di daerah Glodok, Jakarta Barat. Rencananya sih cuma ikutan nemenin hunting photo. Kita menuju Pasar Glodok. Persis di sebelah Pasar Glodok belok kiri menuju Jalan Kemurnian. Sepanjang jalan itu banyak pedagang sayur mayur. Seger-seger deh sayurannya.. hijau-hijau. Ada juga beberapa penjual pernak pernik imlek. Tapi pasarnya tidak begitu ramai, mungkin karena pas Tahun Baru Imlek kali yaa..lagi pula saat itu becek, maklum semalam di guyur hujan deras..wah imlek yang berkah yaa.

Banyak warga China yang jalan beserta keluarganya menuju Vihara Dharma Bhakti. Ada 3 vihara yang saling bersebelahan. Saya masuk melalui pintu belakang. Pertama kali masuk, terlihat warga China yang sedang melakukan ritual ibadah tetapi banyak juga tamu yang masuk selain untuk melakukan ibadah, termasuk saya, hehe..

Saat dekat pembakaran sampah sisa sembahyang (kertas dan hio) saya tidak kuat dengan asap yang terasa menyesakkan dada dan membuat perih mata. Segera saya mencari tempat hijau tuk menghirup udara segar. Beruntung masih ada halaman hijau di sekitar vihara. Huff,..leganya..

Banyak wartawan dan photographer yang meliput jalannya ibadah di Tahun Baru Imlek. Bahkan saya melihat satu mobil stasiun televisi sedang meliput acara. Saya pun tak kalah beraksi...tarararam... jepret!

Jadilah photo ini … :

Photobucket

Dengan sok-nya, saya jeprat jepret objek yang menarik perhatian saya. Pertama saat melihat orang sedang sembahyang, membakar hio dan berdoa, seperti gambar berikut :

Photobucket

Nah, itu di vihara pertama. Terus saya menuju vihara kedua, eitt.. sebentar ada yang menarik di jalan menuju vihara kedua. Banyak lilin berwarna merah dinyalakan. Oh, ternyata itu sebagai sumber api buat menyalakan hio. Photo dulu ah,…

Photobucket

Hampir semua ornamen vihara berwarna merah. Kemudian saya masuk ke vihara kedua. Di depannya ada hiasan yang menarik. Lilin setinggi manusia. Lebih tinggi dari saya. Well, tepatnya berapa ya? Saya saja tingginya 165 cm. Tinggi juga yaa,..dan besar pula. Saya pun segera mengabadikan lilin tersebut berupa photo. Saat masuk, ruangan penuh asap. Maklum orang yang bersembahyang pasti menyalakan hio. Saya pun diperbolehkan mengambil photo.

Photobucket

Photobucket

Setelah jeprat-jepret,..akhirnya pindah ke vihara ketiga.

Suasana vihara ke tiga tidak jauh beda dengan vihara kedua. Dan saya pun masih ingin mengabadikan berbagai ornamen di vihara tersebut. Saya tertarik dengan samsi (menurut penjaga vihara) yang diletakan di dekat tempat sembahyang. Kemudian saya tanya seorang penjaga vihara, dia memberikan penjelasan "Jika kita melempar keduanya, salah satu terbuka, maka boleh mengambil kertas ramalan." Namun saya urungkan niat ikutan melempar samsi. Heeee,.. iseng banget yaa?

Nah,ini tempat sembahyang mereka, ada beberapa tempat tapi saya hanya posting beberapa saja :

Photobucket


Photobucket

Tampak seorang laki-laki sedang menjalankan ritual sembahyang dalam vihara yang berhiaskan lampion dan berselimutkan asap hio.

Photobucket

Ada ornamen yang menarik perhatian saya, di vihara ketiga, yaitu ventilasi yang merupakan simbol. Tapi saya tidak tahu maknanya. Bagus saja menurut saya untuk di photo. Seperti ini :

Photobucket

Di depan halaman vihara kedua dan ketiga nampak ratusan pengemis jongkok bahkan ada yang duduk. Mereka antri mengharapkan angpao dari pengunjung vihara. Sudah menjadi tradisi setiap tahun, kaum pengemis ini mengharapkan angpao di setiap tahunnya. Tampak sesekali mereka berebut angpao jika ada yang membagikan angpao.

Photobucket

Hal yang menarik dari pengemis itu, mereka terdiri dari anak-anak hingga orang tua. Mungkin ada yang satu keluarga. Beberapa anak-anak itu meminta saya untuk di photo. Dan mereka pun beraksi saat saya photo. Rasanya senang memberikan perhatian pada mereka walaupun hanya dengan cara memotret mereka. Ekspresi mereka pun gembira. Jauh dari kesedihan yang biasa disuguhkan saat mengemis.

Photobucket

Terus kita kemana lagi?

Akhirnya saya menyusuri Jalan Kemenangan menuju Gereja Katolik St. Maria De Fatima. Hmm,… namanya koq ada Fatima-nya ya? Seperti nama anak Nabi Muhammad SAW. Waah, lagi-lagi saya mendapati pengemis. Mereka duduk di gerbang pintu masuk gereja. Saya pun masuk dan mengambil beberapa photo. Tidak ada penjelasan tentang gereja ini karena tidak ada orang yang memberikan penjelasan. Saat itu suasana sedang ada misa kebaktian. Bangunan gereja ini mirip dengan vihara.

Photobucket

Photobucket

Tahun baru kali ini merupakan Tahun Macan Emas (Tahun Lunar). Saya sempat photo spanduk di Jalan Kemenangan.

Photobucket

Selanjutnya kita mencari sarapan, menyusuri Jalan Kemenangan. Sepanjang Jalan Kemenangan yang sempit, lalu lintas tampak semrawut. Banyaknya mobil yang melintasi membuat sesekali saya melipir di pinggiran trotoar yang sempit. Banyak warung makanan yang jualan, tapiiii,… maaf, kita semua muslim, jadi sangat hati-hati mencari tempat makan yang halal. Kebanyakan menyediakan makanan yang mengandung babi. Sambil terus jalan, eh nemu vihara lagi. Mampir lagi dehhh… tapi kali ini saya ga' masuk. Biasa photo-photo lagi.

Photobucket

Wah,.. ternyata gerimis turun. Ayo,..berteduh dulu. Dan kami pun ngobrol-ngobrol. Eh, tiba-tiba ada yang melepas burung. Banyak lagi. Hmm,.. maknanya apa yaa?? Setelah tanya mbah Google maknanya menebar kebajikan dalam artian melepas burung agar tidak terkurung lagi burungnya. Burung juga pengen bebas, booookk...!! Bagi mereka, ritual ini merupakan simbol dari melakukan kebajikan bagi seluruh ciptaan yang hidup di bumi. Dengan demikian, mereka percaya, permohonannya akan didengar Tuhan.

Setelah di rasa cukup akhirnya kita mencari tempat makan, e eh… browsing dulu deh. Wah, jaman semakin canggih ya,.. Enak banget. Kita dapet petunjuk dari mbah Google. Di sekitar gang Gloria banyak tempat makan. Hyuuuukkk… mareee…

Sayangnya di gang Gloria kita tidak menemukan makanan yang kita cari. Gado-gado Direksi tutup. Sebagian toko tutup. Akhirnya di depan Toko Kawi sambil nongkrong kita beli cakwe,.. buat ganjal perut…sayang kurang nendang. Terus di lanjut ke Stasiun Kota. Suasana pagi di jalan menuju Stasiun Kota menyeka mata saya, photo dulu ah,..

Photobucket

Tampak pula pedagang pernak pernik imlek yang serba merah.

Photobucket

Wah,… kita jadinya makan di kantin Museum Bank Mandiri, tepatnya di belakang museum karena ga' banyak tempat makan yang buka. Ga' papa deh,..yang penting makan. Saya pun pesan nasi goreng. Yah,… standar banget yaa…???

Waktu pun menunjuk pukul 10.00 WIB. Gimana? Rasanya lumayan cape', karena kita jalan kaki mengitari Petak Sembilan hingga Stasiun Kota. Wah, wah,.. lumayan jalan pagi nih. Oke! Kita pulang aja deh….

Badan mengirimkan signal lelah. Setelah bebersih badan, let’s go to bed!
Ops,.. ga bisa tidur … browsing dulu deh, upload dulu deh…eh, ketiduran juga akhirnya…

Gimana liburan teman-teman di Hari Tahun Baru Imlek kali ini?
Sayang ga' bisa liat barongsai..imlek kemarin, kira-kira pas Cap Go Meh ada ga' yaaa..? or next year kali yaa,..

Okedeh,,, Gong Xi Fa Cai bagi teman-teman yang merayakan..