Recent twitter entries...

Wisata Jelajah ke Kota Taman Tertua di Jakarta


Haloo...

Kali ini saya mau cerita perjalanan bersama teman-teman dan Komunitas Historia Indonesia ( KHI ) Jelajah Kota Taman Tertua di Jakarta. Kemana saja..??

Mari saya kasih unjuk dimana kota taman tertua di Jakarta.

Pagi tanggal 28 November 2010 saya dan Komunitas Historia Indonesia ngumpul di Museum Joang ’45 di Jalan Raya Menteng 31, Jakarta Pusat. Gedung Joang ’45 adalah satu titik awal gerakan kaum pemuda yang akhirnya memaksa Soekarno dan Hatta memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. “Pemuda” identik dengan perjuangan kaum militan, tanpa harta apalagi ambisi pribadi dan hanya satu tujuan, hidup bermartabat atau paling tidak mati sebagai manusia merdeka.

Di Gedung Joang ’45 kita dapat menggali sejarah Indonesia beserta detail-detailnya. Koleksi Museum Joang ’45 diantaranya :
- foto-foto, poster, lukisan, minirama, patung tokoh, maket dan film perjuangan,
- memorabilia peninggalan para pejuang, berupa tanda jasa, perlengkapan perang, senjata dan mesin jahit serta celana panjang yang diyakini pernah dipakai Bung Karno saat membacakan teks proklamasi.
- Seragam pejuang dan pataka (bendera kesatuan)
- Mobil REP 1 dan REP 2 yang pernah digunakan sebagai mobil dinas Presiden dan Wakil Presiden Pertama.

Photobucket

Mesin jahit ini merupakan salah satu barang Ibu Aisah Husen (Anggota Laskar Putri) yang dibawa berkeliling selama pertempuran di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Mesin jahit ini digunakan untuk memperbaiki baju para pejuang yang sobek dan juga untuk membuat baju selama perang berlangsung karena saat itu sulit sekali memperoleh baju yang baik, benang yang digunakan dari serat pelepah pisang (debog : bahasa jawa) yang dikeringkan.

Photobucket
Radio Merek Philip Tahun 1950

Photobucket
Minirama

Setelah mengitari seluruh ruangan di Museum Joang ’45, saya dan KHI melanjutkan jelajah perjalanan menuju Masjid Cut Meutia. Letaknya tidak jauh dari Museum Joang ’45 di Jalan Cut Meutia.. Masjid ini dulunya adalah Gedung Administrasi Pemerintahan Belanda. Bangunannya pun masih tampak kokoh dan khas arsitektur Belanda.
Sayangnya saya tidak masuk ke dalam masjid. Biasalahh...namanya wanita lagi ada tamu...hehe..

Photobucket
Masjid Cut Meutia

Kemudian perjalanan dilanjutkan ke Gedung Imigrasi saat jaman penjajahan Belanda. Letaknya di Jalan Teuku Umar, sekarang akan di bangun Budha Bar yang sedang bermasalah dengan perijinannya. Kami hanya dapat penjelasan di luar gedung karena dilarang masuk,,huhuhu,,,sedih juga yaa

Photobucket
Gedung Imigrasi Pemerintahan Belanda

Selanjutnya kami menuju Museum A.H Nasution. Disana kami dijelaskan kronologi saat terjadi tragedi G 30 S/PKI. Dari pertama masuk kami melihat ruang kerja Bapak A.H. Nasution yang terdapat banyak sekali buku karangan beliau, sekitar 1000 judul buku. Kemudian ke seluruh ruangan dimana beberapa ruangan menggambarkan kejadian saat terjadinya pemberontakan G 30 S/PKI. Saat Ade Irma Suryani dipangkuan ibunya terjadi diruang makan, sedangkan Pak Nasution melarikan diri lewat belakang yang kebetulan bersebelahan dengan rumah kedutaan Iraq.

Photobucket
Ruang Kerja A.H. Nasution

Photobucket
Situasi yang menggambarkan saat pemberontak PKI di ruang makan A.H. Nasution

Kami lanjutkan ke rumah Adolf Heuken atau biasa dipanggil Romo. Beliau adalah seorang berkebangsaan Jerman yang banyak menulis sejarah Indonesia. Kami diberi kesempatan tanya jawab dan minta tanda tangan serta berfoto ria. Benyak sekali buku yang telah ditulis beliau. Sampai saat ini beliau masih menempati rumah tersebut di Jalan Prof. Moch. Yamin 37 dekat Taman Menteng.

Photobucket
Romo Adolf Heuken dan saya serta Irma

Kemudian kami jelajahi Taman Menteng dan berakhir di Taman Suropati. Taman Suropati tempatnya adem dan teduh, disana banyak orang menimba ilmu seni musik secara gratis. Ada yang bawa biola dan gitar untuk saling share ilmunya. Sayang kami tidak bisa berlama-lama meneruskan perjalanan selanjutnya karena ada acara di tempat lain.

Oke,..semoga artikel ini bermanfaat untuk teman-teman mengenal sejarah Indonesia. See you






Comments (0)

Post a Comment